TEMPO.CO, Jakarta - Dua pekan setelah kasus pembunuhan berantai Wowon dan Duloh terbongkar, terdapat sejumlah misteri yang masih menyelimuti kasus ini. Salah satunya adalah dua balita yang turut menjadi korban.
Bila Wowon dan Duloh memberikan janji bisa menggandakan uang dan rumah yang bagus kepada para korbannya, mengapa Neng dan Bayu, dua balita ikut dibunuh?
Jika memang para korban dibunuh untuk menutupi jejak pembunuhan berantai yang telah dilakukan sebelumnya, mengapa keduanya juga harus ikut dibunuh?
"Kalau memang penipuan, mengapa harus ada anak 2 tahun yang dibunuh, mengapa harus ada anak lima tahun yang harus diracun," ucap Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers Kamis, 19 Januari 2023.
Wowon korbankan Bayu dan Neng Ayu dalam pembunuhan berantai
Dua balita yang turun menjadi korban dalam serial killer Wowon dan Duloh ini adalah Neng Ayu Sulistyowati dan Bayu. Neng adalah bocah perempuan berusia 5 tahun, yang turun keracunan di rumah kontrakan di Bekasi. Neng saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Neng tak lain adalah anak kandung Wowon dari hasil penikahannya dengan Ai Maemunah yang juga korban dalam pembunuhan berantai ini.
Neng Ayu sekarat setelah meminum kopi beracun pestisida di rumah kontrakan di Bantargebang, Kota Bekasi. Di sini, selain Ai Maemunah, dua anak Ai juga menjadi korban tewas, yakni Ridwan Abdul Muiz (23 tahun), dan M. Riswandi (17 tahun).
Balita kedua yang menjadi korban pembunuhan Wowon dan Duloh adalah Bayu. Sama halnya seperti Neng, bocah berusia 2 tahun itu adalah anak kandung Wowon dari hasil pernikahannya dengan Ai maemunah.
Jasad Bayu ditemukan hanya menyisakan kerangkanya saja. "Kalau Bayu yang usia dua tahun ini kita temukan kerangka dan sepatu, menurut pengakuan tersangka baru tiga bulan. Nanti forensik yang akan menentukan," tutur Hengki Haryadi.
Selanjutnya, ajakan Wowon untuk menyunatkan Bayu berujung maut...